Training of Trainers! Pelopor Pembelajaran Daring

Pembelajaran semester depan sudah dipastikan menggunakan pembelajaran Daring. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran seperti ini. Kenapa saya sampaikan kekurangan dahulu? memang sudah cukup banyak yang mengeluh dengan model pembelajaran seperti ini. Apa saja sih masalahnya??

  1. Habis kuota. sebagai mahasiswa, kuota itu puenting. Nah, bagaimana jika pembelajaran daring dilakukan oleh seluruh MK, masing-masing 3 jam kuliah (perjam nya adalah 50 menit), sudah pasti habis waktu 150 menit. kalau perjam video dengan kualitas 480p, kira-kira menghabiskan kuota sekitar 1GB, kalikan saja berapa jam kita onlen… mana mahasiswa dirumah juga pasti berkurang uang jajannya.
  2. Gak Paham karena gak lihat langsung. Nah ini biasanya terjadi sama mahasiswa visual. dosen sudah ngomong panjang lebar, dijelaskan sedetil-detilnya, tapi karena hanya menatap sang layar kaca, bukan dosennya langsung, kok rasanya lossss aja materi yang disampaikan. Lha kudu piye iki…
  3. Tugas malah makin banyak. karena pembelajarannya daring, dosen kadang juga (bisa saja ditulis sering) memberi tugas yang juga tidak main main. hehehe… ya alasannya agar mereka belajar. Dosen tidak tahu bagaimana mereka hidupnya selama mengkarantina sendiri. Apa hanya leha-leha atau mager? tapi keluhan mahasiswa selalu “Tugas yang mengalir tanpa henti”
  4. de el el. (belum di pikirin sih, tapi pasti masih banyak alasannya. nant saya tanya mahasiswa saya lagi)

Nah… kabar bagusnya adalah, kebijakan terbaru akan berubah. You will not find much more time wasted for synchronous learning. Pembelajaran singkron akan dibatasi sebanyak 15 menit per-sks maksimal 2 pertemuan. Good news. Lainnya… just open the SIPEJAR, read what you should do that day, and done. It seems easy right? … mmm… not really… tetap berat sih belajarnya brooo… karena kita gak bisa ketemu teman-teman yang lain. ya tapi bagaimana lagi, karena protokol Covid-19 memang seperti itu.

Next… kelebihan pembelajaran nanti.

  1. Dosen semester depan sudah bersiap-siap dengan senjata tempurnya. Seluruh MK sudah siap SIPEJARnya, tinggal mengecek tiap pertemuan saja. selain itu, sepertinya masalah jam kuliah akan semakin mudah. Kita hanya dibatasi oleh waktu dan personal (dosen dan mahasiswa), tetapi ruang kuliah yang awalnya menjadi masalah dalam pembagian jadwal, bisa diatasi. pokoknya, kalau dosen bisa jam sekian, mahasiswa bisa jam sekian, wes mulai ae kuliahe
  2. Komunikasi lebih cepat. Grup WA akan bertebaran. awas jangan sampai salah grup, bisa jadi ada nama grup yang mirip-mirip. Nama grupnya juga suka-suka dosen memberi namanya (kali ini dosen yang akan membuat grup). A-A Genetika Senin jam ke 7-9, misalnya… atau bisa jadi Genetika I 2018 Kelas C. Wes, sak karepe dosen wes… tapi di grup itu, komunikasi bisa lebih fokus, bertanya ke dosen bisa diluar jam kuliah. Tinggal dibalas atau tidak saja. hehe… (kalau gak dibalas, tunggu pertemuan saja gaes).
  3. just wait what next gaes. hehehe

Sebenarnya intinya adalah yang dilakukan dosen selama mahasiswa ada di rumah, atau mempersiapkan skripsi, atau sedang siap-siap ujian, ya belajar. Belajar membelajarkan kepada mahasiswa, agar kekurangan yang nangkring di atas tuh, bisa terhapus. Mengajar dengan senang, belajar dengan senang.

Oke, itu dulu untuk kali ini. Tugas Cak Ni, masih akan berlanjut kok, yaitu to be a trainer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *